Ini uraian yang sangat dalam.. jadi mohon di pahami benar-benar agar tidak salah paham.
Bisakah kita berbicara dengan Allah? Mari kita kaji ayat berikut..
Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَآىٴِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَآءُ ۗ اِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ
"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 51)
jadi ada tiga cara Allah berbicara kepada manusia.. yaitu dengan wahyu, belakang tabir, dan utusan (malaikat).
Melalui wahyu,
Wahyu ialah kalam Allah yang di hujamkan pada qalbu manusia. Walau tanpa huruf dan suara kita bisa memahami nya. Untuk memahami wahyu ini ialah kesadaran jiwa kepada Allah harus lah aktif/ON.
Di belakang tabir,
Makna di belakang tabir ialah dinding penyekat atau perantara. Seperti kita berkomunikasi melalui Al quran. Ketika membaca Al quran kita seperti berdialog kepada Allah. Atau juga melalui kejadian demi kejadian dalam kehidupan.. kita bisa membaca kalam-kalam Allah. Ini juga kesadaran kepada Allah harus lah Aktif/ON.
Melalui Malaikat,
Makna malaikat ialah penyampai wahyu atau utusan Allah yang menyampaikan wahyu. Malaikat bisa berwujud dan menjelma menjadi apa saja. Contoh nya ketika kita sedang ngobrol-ngobrol bersama teman. Ketika kesadaran kepada Allah tersambung, kita kan memahami.. bahwa Allah lah yang berkata-kata melalui teman kita itu.
Bahkan ketika melihat seekor kucing di pinggir jalan saja.. terkadang kita bisa membaca pesan-pesan Allah.
Begitulah cara Allah berbicara atau berdialog bersama manusia..
Jadi, dalam kita berdzikir nafas dan mendengar suara-suara atau bisikan pada qalbu.. itu jelas bukan suara Allah. Abaikan lah segala suara itu..
Karna Allah itu laisa kamislihi syaiun.. tidak di serupa kan dengan apa pun. Jika Allah itu berbicara dan bersuara, seperti apa kah suara Allah? Suara lelaki kah.. atau suara perempuan..? Jadi abaikan lah segala suara yang kita dengar dalam berdzikir. Jelas itu bukan Allah..!
Jadi, untuk berbicara dan berkomunikasi dengan Allah.. harus lah dengan ketiga hal itu. Melalui wahyu, di belakang tabir, dan melalui malaikat penyampai wahyu.
Inti nya hanya pada kesadaran jiwa. Jiwa yang Sadar Allah.. maka kan jelas lah membaca segala kalam-kalam Allah. Sungguh kita tiada keraguan di dalam nya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar